Senin, 17 November 2008

Jangan pernah menjilat amplop atau perangko untuk merekatkannya

Suatu hari seorang wanita yang bekerja disebuah kantor pos di California, merekatkan amplop dan perangko tanpa menggunakan lem atau busa basah, melainkan dengan cara menjilatnya. Pada saat itu wanita tersebut langsung merasakan lidahnya terasa seperti teriris.

Seminggu kemudian dia merasakan sesuatu yang tidak biasa pada lidahnya. Dia pergi ke dokter dan tidak ditemukan sesuatu yang aneh. Lidahnya tidak luka atau tidak ada kelainan apapun.

Beberapa hari berikutnya, lidahnya mulai agak membengkak dan mulai terasa sakit, begitu sakitnya sehingga dia tidak dapat makan apapun. Dia segera ke RS dan dokter melakukan pemeriksaan X-Ray. Ternyata ada sesuatu di dalam lidahnya. Saat itu juga dokter segera mempersiapkan pembedahan kecil.

Ketika dokter mengiris/membuka lidah tersebut, ternyata seekor kecoak kecil merayap keluar.

Setelah diselidiki maka didapat kenyataan bahwa kecoak tersebut berasal dari telur kecoak yang sangat kecil yang menempel pada bagian lem amplop. Setelah dijilat maka telur tersebut menempel pada lidah dan mengeram disana karena adanya ludah yang hangat dan lembab hingga kecoak tersebut menetas.


Andy Hume menulis:
"Saya bekerja di pabrik amplop, dan kalian tidak akan percaya..... . ada sesuatu yang mengambang disekitar nampan wadah lem, saya tidak pernah sekalipun menjilat amplop.

Saya pernah bekerja di percetakan (32 tahun lalu) dan kami selalu dihimbau agar jangan merekatkan amplop dengan lidah. Saya tidak pernah mengerti mengapa, hingga suatu saat saya masuk ke ruang penyimpanan untuk mengambil 2,500 lembar amplop yang sudah dicetak dan melihat sendiri beberapa ekor kecoak berkeliaran di dalam kotak amplop dengan telur kecoak dimana-mana. Mereka hidup dengan memakan lem yang terdapat pada amplop-amplop
tersebut"..

Setelah mengetahui hal ini, janganlah pernah sekalipun Anda merekatkan amplop, perangko ataupun meterai dengan cara menjilatnya. Gunakanlah lem atau busa basah.

Kiriman: Anggie Nice


(Makasih ya..)

Rabu, 12 November 2008

Tips Mudah dan Murah Hilangkan FormaLin

Isu tentang formalin mungkin sudah mulai surut. Tapi upaya yang dilakukan Dra SUKESI M.Si, Dosen Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITS, untuk mengurangi kandungan formalin dalam makanan yang telah diawetkan dengan formalin, kiranya bisa dimanfaatkan.

Apalagi cara yang ditawarkannya boleh dibilang tanpa biaya tambahan apa-apa, hanya bagaimana cara memperlakukan bahan makanan itu sebelum dikonsumsi.

"Saya tertarik untuk mencoba mencari bagaimana mengurangi kadar formalin dalam makanan semata karena ternyata penggunaan bahan pengawet yang di arang itu sudah sedemikian memasyarakat," katanya.

Apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan kadar formalin atau deformalinisasi?

Cukup mudah kata Kesi menjelaskan. Dalam siaran pers yang dikeluarkan ITS, ia menjelaskan untuk proses deformalinisasi ikan asin, dapat dilakukan dengan cara merendam ikan asin tersebut dalam tiga macam larutan, yakni : air, air garam dan air leri.

"Perendaman dalam air selama 60 menit mampu menurunkan kadar formalin sampai 61,25%, dengan air leri mencapai 66,03%, sedang pada air garam hingga 89,53%. Ini artinya hanya dengan perlakuan dan pengetahuan yang baik sebelum dikonsumsi kadar formalin akan hilang," katanya.

"Memang, " tambahnya, "kita tidak dapat menghilangkan hingga 100% kadar formalin yang ada. Tapi paling tidak dengan makin berkurangnya kadar formalin dalam bahan makanan itu, maka untuk mengkonsumsinya relatif aman."

"Saya tidak mengatakan formalin itu aman digunakan sebagai pengawet, tapi mengurangi kadar formalin dalam bahan makanan yang mengandung formalin menjadi penting untuk diketahui dan dipahami," katanya.

Bagaimana dengan tahu?

"Sedikitnya ada tiga cara penanganan untuk mengu-rangi kadar formalin, direndam dalam air biasa, dalam air panas, direbus dalamair mendidih, dikukus kemudian direbus dalam air mendidih dan diikuti dengan proses penggorengan," katanya. "Hasilnya, "katanya melanjutkan, "berbeda-beda terbaik merebusnya dalam air mendidih kemudian diikuiti dengan proses penggorengan."

"Sedang untuk mie proses deformalinisasi terbaik adalah dengan cara merendam dalam air panas selama 30 menit, dimana hasilnya dapat menghilangkan kadar formalin hingga mencapai 100%. Adapun pada ikan segar, dapat dilakukan dengan merendam dalam larutan cuka 5% selama 15 menit," katanya.