Minggu, 30 November 2014

Fenomena Kimiawi Kembang Api

Warna-warni Kembang Api
Peristiwa kembang api adalah salah satu fenomena kimiawi. Pernahkah Anda menyaksikan pertunjukan kembang api? Kembang api terbuat dari kertas karton sebagai pembungkus, yang diisi penuh dengan campuran kembang api. Di dalam pembungkus, campuran itu terbakar sehingga terjadi tekanan yang besar. Tekanan itu mendorong percikan api ke luar. Bahkan, tekanan itu mampu mendorong sebuah roket meluncur ke angkasa. Bahan yang penting dalam pembuatan kembang api adalah "potasium/kalium klorat"(KCIO3). Bahan kimia ini melepaskan oksigen ketika kembang api terbakar. 

Campuran bahan kembang api dapat pula berisi bijih besi. Bijih besi itu akan terlempar ke luar sebagai percikan api. Paduan beberapa bahan pembuat kembang api menyebabkan percikan api berwarna-warni sehingga tampak indah. Warna indah terbentuk karena tiap bahan kimia menghasilkan warna tertentu. Kalsium menghasilkan warna merah,strontium warna merah jingga, litium warna merah tua, natrium (sodium) warna kuning, tembaga warna hijau zamrud atau biru kehijauan, barium warna hijau, dan kalium warna ungu.

Aku adalah laju reaksi

Aku adalah laju reaksi
Hidupku takkan lengkap
Tanpa produk dan reaktan, sahabatku
Mereka selalu ada
Saat aku bertambah atau berkurang

Dalam hidupku banyak faktor yang mempengaruhi
Salah satunya adalah konsentrasi pereaksi
Jika ia membesar,
Aku juga membesar, dan sebaliknya
Saat ia mengecil,
Akupun turut mengecil

Tapi, adanya eneriy penghalang
Juga sering membuat semua reaksiku terjadi semakin lambat
Ia biasa di panggil Energi Pengaktifan
Atau akrabnya Energi Aktivasi

Terkadang kehidupan ku pun tergantung
Pada konsentrasi awal zat pereaksi
Hingga suatu saat
Mereka menyebut ketergantungan ini

Sebagai sebuah Hukum Laju Reaksi

Antara Ada dan Tiada

Hidup ini tak kan berarti tanpa dirimu…
Engkau bukanlah separuh jiwaku….
Tapi… seluruh hidupku….
Di setiap langkahku….
Di setiap nafasku selalu ada dirimu….

Meskipun engkau hanyalah jasad renik yang tak nyata
Tapi...
menyatu dalam jiwa….
Manyatu dalam raga yang tak kuasa…
kau tinggalkan walau sekejap saja….

Sungguh indah perpaduanmu yang memang ada….
Engkau adalah beratus-ratus bahkan beribu-ribu mahluk tak nyata….
Bersatu padu membentuk jiwa dan raga….
Di antaramu tak pernah berpisah dan selalu besama seiya sekata….

Oh… elektron, proton, netron dan meson, selalu setia bersama…
Menyatu membetuk mahluk bernama “atom” walau juga tak nyata…
Sungguh elok memang…
Atom-atom menyatu dengan ikatan membentuk mahluk yang nyata…
Mahluk itu bernama “senyawa”….

Dan…
senyawa-senyawa itu merapatkan diri membangun jiwa…,
raga,…
dan semua yang ada pada tubuh ini…
Kerjsama di antaramu (senyawa) selalu bersinergi
Sinergi di antaramu membentuk keindahan tubuh ini….
Hingga aku dapat hidup sampai kini….
Ku tak ingin satu diantaramu pergi….
Ohhhh…. memang antara ada dan tiada….

Inilah cinta kasih dari kimia…..

Rabu, 15 Juli 2009

Junk Food dan Soft Drink Bikin Jerawatan?


Rabu, 15 Juli 2009 | 11:09 WIB
KOMPAS.com — Repotnya jika anak masih di usia TK atau SD, mereka gemar sekali mengonsumsi junk food. Akibatnya, ayah-ibunya pun harus ikut menikmati junk food saat mengantar mereka makan. Padahal kita tahu, pada usia seperti kita, junk food sebaiknya sudah mulai dihindari. Anda juga mengkhawatirkan efek kecil-kecilan akibat konsumsi junk food, seperti jerawat.

Menurut dr George Varigos, Direktur Unit Dermatologi di Royal Melbourne Hospital dan Royal Children's Hospital, memang ada pertumbuhan jumlah penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pola makan dan jerawat. Namun, para dermatolog sepakat, fakta ini masih membutuhkan lebih banyak penelitian. "Kebanyakan remaja usia 17-18 tahun memiliki jerawat, dan hal ini bisa berlangsung hingga usia 20-an dan 30-an. Pada kasus-kasus lain, jerawat lebih disebabkan faktor genetik. Namun, secara umum jerawat ditimbulkan oleh lingkungan dan dipicu oleh makanan," ujar dr Varigos.

Jerawat sebenarnya timbul ketika pori-pori Anda tersumbat akibat kelenjar minyak (sebum) di dalam pori meradang. Peradangan ini terjadi ketika kelenjar minyak memproduksi minyak berlebih, terganggu oleh sel-sel kulit mati, atau pori-pori terisi, yang mendorong tumbuhnya bakteri.

Dulu para dermatolog meyakini tidak ada hubungan antara pola makan dan jerawat. Akan tetapi, bukti-bukti yang bermunculan menunjukkan bahwa beberapa makanan dan minuman tertentu mungkin telah menyebabkan atau memicu jerawat pada beberapa orang. Varigos sendiri mulai mengubah sikapnya setelah beberapa studi menunjukkan bahwa umumnya jerawat dialami oleh orang-orang yang tinggal di tempat-tempat mereka mengonsumsi makanan kemasan atau saringan. Studi pada tahun 2002 mendapati bahwa 1.315 orang dewasa (usia 15-25 tahun) di Papua Niugini dan Paraguay tidak memiliki jerawat. Namun, di negara-negara industri barat, antara 79-95 persen orang dewasa memiliki jerawat dengan jumlah orang berusia 25 tahun ke atas sebanyak 40-54 persen.

Meningkatkan kadar gula darah
dr Varigos melanjutkan, penelitiannya menemukan bahwa makanan kemasan dan saringan menciptakan kondisi sempurna untuk jerawat. Sebab, makanan-makanan ini meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, dan menyebabkan kadar insulin meningkat. Beberapa jenis makanan yang biasa dikonsumsi orang dewasa yang bisa menyebabkan jerawat tersebut antara lain makanan ringan yang mengandung gula, roti tawar, dan soft drink. "Makanan ini tidak langsung menyebabkan jerawat karena metabolisme berubah sebagai responsnya, dan mendorong insulin," katanya.

Semakin lama, kadar insulin yang tinggi menyebabkan kulit lebih kering, lebih tebal, lalu serpihan kulit yang kering itu menyumbat pori-pori. Insulin juga meningkatkan kadar androgen bebas (hormon pria) pada pria dan wanita, yang lalu menyebabkan kelenjar sebum pada kulit memproduksi lebih banyak minyak, dan memincu jerawat. Orang dewasa lebih responsif terhadap insulin sehingga dapat menimbulkan lebih banyak problem.

Nah, jika Anda ingin menghindari jerawat, dr Varigos menyarankan Anda untuk mengonsumsi makanan seperti pasta, nasi merah, roti dan tepung gandum, apel, melon, dan buah-buahan segar. Jus sebaiknya dikurangi karena juga meningkatkan kadar gula darah dan insulin.

Senin, 06 April 2009

Marah-marah dan Kanker

Marah-marah dan Kanker

Ternyata marah-marah dan kesal itu tidak bagus buat kesehatan. Universitas Stanford pernah melakukan suatu percobaan, selang pernapasan dimasukkan ke dalam hidung anda lalu anda diminta untuk bernapas seperti biasa, lalu selang itu ditancapkan ke salju.

Jika salju tidak berubah warnanya, itu berarti emosi anda sedang stabil, jika salju semakin memutih, itu berarti anda sedang merasa bersalah, jika salju berubah menjadi ungu, itu berarti anda sedang marah. Salju yang berubah menjadi ungu itu, jika disuntikkan ke dalam tubuh seekor tikus putih, dalam waktu 1-2 menit, tikus itu akan mati.

Komposisi salju yang berubah ungu itu pun sudah diteliti. Oleh karena itu marah akan membuat seseorang mudah terjangkit kanker, ini adalah masalah yang serius.


MENGUBAH SEL KANKER MENJADI SEL NORMAL

Dokter Li Feng di Taiwan University Hospital pernah mengidap kanker limpa. Orang yang menderita penyakit yang sama dengan dirinya, ada yang sudah koma, bahkan ada yang sudah meninggal, tapi beliau justru masih hidup dengan sehat. Rahasianya adalah: sama sekali tidak tergantung pada pengobatan, dan setiap hari menjaga kondisi organ tubuhnya, terutama sel-sel tubuhnya.

Oleh karena itu, harus hidup dengan bahagia, mengkonsumsi makanan yang hambar (sederhana), hidup dengan teratur, tidur lebih awal dan bangun lebih pagi, dan secara teratur melakukan meditasi dan olahraga.

Dua motto hidupnya yang terkenal adalah: "Di saat orang bahagia, sel tubuh sangat sempurna, seperti anak muda yang berusia 18 tahun; di saat orang marah, sel tubuh akan berubah menjadi seperti orang tua yang berusia 80 tahun, lusuh dan mengkerut!"

"Jangan menyiksa sel tubuh kita sendiri; makan berlebihan dan begadang atau tidak tidur, adalah penyiksaan terhadap sel tubuh!"

Orang-orang yang suka bergadang di kota besar umumnya baru mulai tidur jam 4 pagi, Dokter Li Feng justru sudah bangun. Terlebih dulu meminum segelas air putih, lalu mulai bermeditasi, berolahraga.

Setelah makan semangkok bubur 5 jenis padi-padian, jam 7 pagi ia berangkat kerja; setiap malam jam 8 di saat orang kantoran masih sibuk lembur, Dokter Li Feng sudah mulai bermeditasi, dan jam 9 malam waktunya beliau tidur.

Makanannya sangat sederhana dan hambar, siang hari makan sayur dan nasi yang dimasak sendiri, makan malam hanya mengkonsumsi sebanyak 1/2 atau 1/3 porsi di siang hari, makanannya sehari-hari adalah sayur-sayuran ditambah dengan padi-padian.

Sulit dibayangkan bahwa 30 tahun yang lalu Dokter Li pernah mengidap kanker limpa, para dokter kanker yang dulu mengobatinya bahkan ada yang telah meninggal dunia, Dokter Li bahkan masih hidup sehat hingga saat ini.

Jika ditanya mengapa, mungkin jawaban yang tepat adalah: Beliau sekarang hidup dengan "sangat menghargai/menghormati sel tubuhnya". Selama 30 tahun ini, dalam pekerjaannya, Dokter Li melihat hidup mati dan tumbuh kembang sel tubuh manusia lewat mikroskop. Beliau berkata, pada saat orang bahagia, sel tubuh akan semakin sempurna dan bulat, seperti anak muda usia 18 tahun; saat kita marah, sel tubuh akan berubah seperti orang usia 80 tahun, keriput dan menyusut. Lagi pula, sel tubuh yang sehat dengan sel tubuh yang sakit sama sekali berlainan, "sel kanker bentuknya tidak beraturan".

Beliau berkata, semakin memahami sel tubuh, semakin dirinya merasa malu karena dulunya pernah memperlakukan sel tubuh dengan tidak baik, hingga akhirnya beliau belajar untuk "menghargai sel tubuh", tubuhnya baru perlahan-lahan membaik. Karena telah hidup bersama dengan sel kanker selama 30 tahun, banyak orang yang datang kepadanya untuk bertukar pengalaman.

Yang dimaksud dengan "menciptakan lingkungan yang baik untuk sel tubuh" sesungguhnya adalah hal yang sudah sering dibicarakan para orang tua --- yakni : Hidup dengan teratur, makan makanan yang sederhana dan hambar, serta berolah raga.

Lever (hepar) sebagai contoh, mengapa setiap hari pukul 11 malam kita diharuskan untuk tidur?
Sebab pukul 11 malam hingga pukul 3 dinihari adalah waktu bekerja sistem peredaran darah di hati untuk membuang racun.

Dalam keadaan tidur tersebut, tubuh terbaring sempurna, hati akan gepeng merata, sehingga akan dipenuhi dengan darah. Pada waktu itu, hati membesar hingga 2-3 kali ukuran di saat normal.

Jadi jika di malam hari pukul 11 masih tetap duduk atau berdiri, beliau mengatakan, "maka hati akan seperti hati ternak yang dijual di pasar, tidak mengandung cukup darah." Contoh lain: paru-paru. Paru-paru dapat menampung oksigen sebanyak 6.000 mili kubik udara, namun pada saat duduk di kursi, setiap kali bernafas oksigen yang masuk hanya 1/2 liter saja, berarti Cuma seperduabelas kapasitas paru-paru yang terpakai. Manusia masa kini setiap hari hidup dengan duduk di kantor, naik kendaraan, naik lift, dengan kapasitas bernafas hanya sekitar 500 mili - 1 liter saja, sisa kapasitas paru-paru yang ada hanya sebagai cadangan saja.

Li Feng berkata, "Ibarat seseorang yang memiliki 12 buah ruangan di rumahnya, tapi karena setiap hari sibuk dengan pekerjaan di luar rumah, begitu pulang ke rumah, yang digunakan hanya satu ruangan saja yaitu kamar tidur.

"Jika hendak memanfaatkan setiap rongga di dalam paru-paru, satu-satunya cara adalah berolah raga. Sebab di saat olahraga keras otot-otot tubuh akan menghabiskan jauh lebih banyak oksigen dari pada kemampuan suplai oksigen yang dimiliki paru-paru, kecepatan bernafas setiap menit akan bertambah 1 kali lipat, dan setiap kali menarik nafas udara yang tersedot ke dalam paru-paru akan bertambah 5 kali lipat, selain itu bernafas dalam2 juga dapat menyebabkan udara memenuhi setiap rongga paru-paru yang biasanya tidak pernah terisi udara.

Bagaimana Cara Pengacara Wen Lu Bing Mengobati Kanker Paru Paru? Tanggal 13 April 2006, di TV diberitakan seorang pengacara bernama Wen Lu Bing, yang kembali menjadi WN Taiwan setelah meninggalkan WN Amerika, divonis mengidap kanker pada tahun 2003 dengan hidup yang diperkirakan hanya tinggal 6 bulan lagi, namun masih hidup tanpa ditemukan sedikit pun sel knker di tubuhnya.

Beliau berkata bahwa selama 3 tahun ia jarang makan protein (dari daging), dan menggantikannya dengan mengkonsumsi "Sarapan Penawar Racun" (Buah-buahan + sayur-sayuran + umbi-umbian + nasi beras tumbuk yang masih ada sedikit kulit padinya), setiap hari meminum 2.000 CC jus buah-buahan, relaksasi diri, secara ajaib kanker paru-paru pun hilang.

Jenis-jenis Makanan Super Penawar Racun Terbaik :
1. Singkong
2. Kacang Hijau
3. Gandum
4. Ubi
5. Beras Kecil
6. Beras Kasar
7. Kacang Merah
8. Wortel
9. Asparagus
10. Bawang Bombai
11. Akar Teratai
12. Lobak Putih
13. Daun Singkong
14. Daun Wortel
15. Yogurt
16. Cuka

Disamping itu, teman sekelas mantan sekretaris gubernur Huang Shun Xing yang mengidap kanker paru-paru, setelah secara serius menuruti nasihat dari pakar terapi kanker Rumah Sakit Matteus Taiwan , yakni Dokter Lu Ge Ling utk merubah kebiasaan makannya (yaitu kurangi makanan bersifat asam, ganti dengan makanan yang bersifat basa), setiap hari ia makan Chlorela, minum sup Ling Jiao, berpikir positif, dan setiap hari melakukan olahraga teratur.

Kurangi makanan asam, ganti dengan makanan bersifat basa (Alkaline base) :
  1. Makanan asam kuat : kuning telur, keju, kue yang dibuat dari gula putih, atau buah kesemek, telur ikan, ikan kayu, dll.
  2. Makanan semi asam : ham, bacon, daging ayam, ikan tuna, daging babi, belut, daging sapi, roti, gandum kecil, mentega, daging kuda, dll.
  3. Makanan asam lemah : beras, kacang tanah, bir, arak, tahu goreng, rumput laut, kerang batik, gurita, ikan gabus.
  4. Makanan basa lemah : Kacang merah, lobak, apel, bawang bombay , tahu,dll.
  5. Makanan semi basa : anggur kering (kismis), kacang besar, wortel, tomat, pisang, jeruk, labu, strawberry, putih telur, sayur asin, lemon, pocai, dll.
  6. Makanan basa kuat : anggur, daun teh, wine, tunas rumput laut, rumput laut, dll.

Senin, 12 Januari 2009

Bom Phosphor Putih

Bom Phosphor Putih, dari Falujah ke Gaza

Kairo – Info palestina: Para dokter Palestina dan Norwegia mengungkapkan Israel menggunakan senjata yang dilarang internasional dalam agresinya ke Jalur Gaza. Yang paling mencolok adalah penggunaan "Bom Panas Pembakar" dan bom "Phosphor Putih" yang pernah digunakan Israel dalam perang Libanon terakhir di musim panas tahun 2006 lalu, juga pernah digunakan penjajah Amerika secara meluas saat membombardir kota Falujah, Irak. Demikian menurut koran Inggris "Times" edisi Senin (05/01).

Times mengutip utusan dokter Norwegia di Gaza yang mengatakan, "Sejumlah korban meninggal dan terluka selama serangan Israel ke Gaza sejak 27 Desember bulan lalu, jasad dan tubuh mereka menunjukkan tanda-tanda yang aneh. Sebagian jasad dan tubuh mereka terbakar akibat phosphor putih dan sebagian terkoyak bagian-bagian dalamnya akibat penggunaan bom panas yang membakar."

Utusan medis Norwegia ini menyatakan bahwa sebagian korban ada bekas uranium yang sudah mengalami pengayaan dan yang belum mengalami pengayaan. Uranium adalah bahan utama yang digunakan untuk menghasilkan senjata nuklir.

Sejak dimulainya genosida di Gaza, yang hingga Selasa (06/01) malam telah mengakibatkan sekitar 700 orang gugur dan lebih 3000 lainnya terluka, pasukan militer Israel menggunakan bom yang menimbulkan asap putih tebal di atas daerah yang menjadi target serangan. Belakangan, ungkap Times, diketahui bahwa itu adalah "bom phosphor putih", yang mengakibatkan kerusakan sangat parah pada tubuh korban.

Dampak Kehancuran Kepada Times, pejabat militer Israel berupaya untuk memberikan dalih justifikasi atas tindakannya menggunakan bom tersebut dengan mengatakan bahwa "bom tersebut digunakan untuk penyamaran gerakan pasukan darat. Dengan bom tersebut membuat musuh tidak bisa melihat pasukan yang datang. Selanjutnya memberikan tabir yang bisa melindungi para serdadu kami."

Namun departemen kesehatan di Gaza dalam laporan yang dirilis belakangan menyebutkan bahwa dampak kehancuran yang ditimbulkan oleh bom tersebut melampaui penggunaannya sebagai bom penyamaran. Bom ini mengakibatkan luka bakar yang luar biasa pada korban dan membakar tulang-tulang mereka serta meninggalkan bau busuk pada jasad korban yang meninggal."

Koran Inggris The Independent mengutip dari Direktur Hubungan Umum Rumah Sakit as Shifa di Gaza, Jumah Elsaqa, yang mengatakan, "Korban-korban luka yang sampai ke rumah sakit sejak dimulai agresi sangat aneh."

Jumah menambahkan, "Di antara korban yang luka ada yang terbakar seluruh bagian tubuhnya hingga tulang. Demikian juga sebagian anggota tubuh bagian dalam tercabik-cabik dan pecah tanpa ada luka pasti dan parah di tubuh korban yang terluka atau meninggal."

Sejumlah kantor berita melansir penuturan salah seorang korban luka Palestina di rumah sakit as Shifa, Gaza, bernama Gasan, yang mengatakan, "Saya merasa terkena efek bahan kimia dan saya merasa sangat panas sekali, serta sangat sakit setelah terkena serangan."

Seperti ditulis analis politik di islamonline, Muhammad Jamal Irfah, Lembaga kajian Amerika (Global Security) dalam laporannya beberapa hari yang lalu menegaskan bahwa Israel menggunakan phosphor putih di Gaza selama aksi serangan yang berkelanjutan. Menurutnya, phosphor putih bisa menimbulkan sakit teramat sangat dan efek bakar kimiawi yang nampak kekuningan di badan dan menimbulkan bau sangat tidak enak. Itu bukan kali pertama Israel menggunakan jenis bom yang dilarang secara internasional.

Karena departemen kesehatan Palestina pernah menegaskan penemuannya dalam serangan-serangan Israel ke Gaza sebelumnya sejak tahun 2006. Pada Maret 2008, setelah terjadi serangan udara yang menewaskan dan melukai puluhan korban Palestina, departemen kesehatan Palestina menemukan pecahan bom yang tertulis "percobaan". Yakni uji coba senjata ini untuk orang-orang Palestina.

Phosphor Putih atau White Phosphorus (WP) adalah semacam materi asap kimiawi yang menembus kulit dan daging serta membakarnya. Dia berubah menjadi materi yang menyala begitu terkena oksigen, meninggalkan awan putih tebal. Dan itulah yang nampak di televisi saat serangan Israel ke Jalur Gaza. Phosphor putih bisa mengakibatkan luka bakar yang mematikan. Jasad korban yang terkena tertutupi abu hitam dan kulit cenderung ke warna hitam pekat.

Pernah Digunakan
Menurut Jamal Irfah, Israel sebelumnya pernah menggunakan senjata ini dalam agresinya ke Libanon tahun 2006 lalu. Organisasi medis Jerman meneropong kondisi luka bakar hebat dan luka yang sangat parah diakibatkan oleh senjata ini.

Amerika Serikat juga pernah menggunakan bom phosphor ini, yang disebut dengan "Mark 77", dalam agresi ke Irak tahun 2003. Kemudian Amerika menggunakannya dalam sekup luas dalam serangannya ke kota Falujah di utara Irak pada 8 November 2004, dengan dalih untuk menghabisi para pengikut Abu Mushab al Zarqawi, pemimpin "jaringan al Qaidah di negara Irak" kala itu.

Kantor berita-kantor berita internasional memuat gambar-gambar mengerikan yang menunjukkan luka bakar hebat pada jasad korban yang terluka di Irak. Bekas luka itu belum bisa disembuhkan hingga sekarang. Bom phosphor ini digunakan pertama kali dalam perang dunia kedua. Juga pernah digunakan dalam perang Amerika di Vietnam.

Dilarang
Kesepakatan internasional Jenewa melarang penggunaan senjata phosphor putih dalam peperangan, khususnya ditujukan terhadap warga sipil. Namun belum ada sanksi untuk Israel atau Amerika Serikat atas kejahatan yang mereka lakukan itu.

Adapun bom panas kosong (Thermo Baric) yang dilarang secara internasional, terdiri atas amunisi dari bahan padat yang membakar dengan sangat cepat berubah menjadi gas atau percikan yang menyala-nyala dan menghasilkan panas sangat tinggi serta tekanan tinggi melahap oksigen di daerah yang menjadi serangan.

Bom tersebut tidak menimbulkan luka yang tampak pada badan. Namun secara pasti menimbulkan koyakan pada gendang telinga, merusak bagian dalam telinga, mencabik-cabik paru-paru dan jantung serta anggota tubuh bagian dalam. Bisa juga menimbulkan kebutaan. Demikian menurut The Independent

Senin, 17 November 2008

Jangan pernah menjilat amplop atau perangko untuk merekatkannya

Suatu hari seorang wanita yang bekerja disebuah kantor pos di California, merekatkan amplop dan perangko tanpa menggunakan lem atau busa basah, melainkan dengan cara menjilatnya. Pada saat itu wanita tersebut langsung merasakan lidahnya terasa seperti teriris.

Seminggu kemudian dia merasakan sesuatu yang tidak biasa pada lidahnya. Dia pergi ke dokter dan tidak ditemukan sesuatu yang aneh. Lidahnya tidak luka atau tidak ada kelainan apapun.

Beberapa hari berikutnya, lidahnya mulai agak membengkak dan mulai terasa sakit, begitu sakitnya sehingga dia tidak dapat makan apapun. Dia segera ke RS dan dokter melakukan pemeriksaan X-Ray. Ternyata ada sesuatu di dalam lidahnya. Saat itu juga dokter segera mempersiapkan pembedahan kecil.

Ketika dokter mengiris/membuka lidah tersebut, ternyata seekor kecoak kecil merayap keluar.

Setelah diselidiki maka didapat kenyataan bahwa kecoak tersebut berasal dari telur kecoak yang sangat kecil yang menempel pada bagian lem amplop. Setelah dijilat maka telur tersebut menempel pada lidah dan mengeram disana karena adanya ludah yang hangat dan lembab hingga kecoak tersebut menetas.


Andy Hume menulis:
"Saya bekerja di pabrik amplop, dan kalian tidak akan percaya..... . ada sesuatu yang mengambang disekitar nampan wadah lem, saya tidak pernah sekalipun menjilat amplop.

Saya pernah bekerja di percetakan (32 tahun lalu) dan kami selalu dihimbau agar jangan merekatkan amplop dengan lidah. Saya tidak pernah mengerti mengapa, hingga suatu saat saya masuk ke ruang penyimpanan untuk mengambil 2,500 lembar amplop yang sudah dicetak dan melihat sendiri beberapa ekor kecoak berkeliaran di dalam kotak amplop dengan telur kecoak dimana-mana. Mereka hidup dengan memakan lem yang terdapat pada amplop-amplop
tersebut"..

Setelah mengetahui hal ini, janganlah pernah sekalipun Anda merekatkan amplop, perangko ataupun meterai dengan cara menjilatnya. Gunakanlah lem atau busa basah.

Kiriman: Anggie Nice


(Makasih ya..)