Perlu diketahui, teh hijau mengandung zat aktif berupa antioksidan alami. Hal ini membuat teh hijau yang dikonsumsi mampu melindungi sel-sel tubuh dari berbagai pengaruh radikal bebas yang berperan besar menimbulkan kanker, penyumbatan pembuluh darah, dan gangguan jantung. Dari hasil riset di Erasmus University Medical School, Rotterdam mengungkapkan pula, pembuluh darah balik besar (aorta) para responden yang gemar meminum teh hijau memiliki lapisan yang melindungi terjadinya penggumpalan darah. Kondisi ini menyebabkan menurunnya kemungkinan terjadinya serangan jantung koroner.
Dari berbagai jenis teh tersebut diolah berdasarkan jenis teh yaitu teh hitam dihasilkan melalui proses fermentasi, teh merah melalui proses semi fermentasi, sedangkan teh hijau diperoleh tanpa proses fermentasi, demikian juga dengan teh putih.
Teh hijau diproduksi dari daun teh yang diuapkan dan dikeringkan tanpa proses fermentasi, sehingga kandungan antioksidan lebih besar pada teh hitam maupun teh merah. Sedangkan teh putih diperoleh dengan proses yang sama seperti teh hijau, namun bagian daun teh yang diambil adalah tunas atau pucuk yang masih berbulu putih. Ternyata kandungan antioksidan dalam teh putih lebih banyak dibandingkan dengan teh hijau. Namun demikian teh hijau diketahui memiliki antioksidan alami yang disebut polifenol yang dapat membantu menghalangi pertumbuhan sel kanker kulit.
Para ilmuwan di Jepang percaya, antioksidan polifenol yang terdapat dalam teh hijau adalah bahan yang bertanggung jawab dalam memberikan konstribusi positif bagi kesehatan manusia, yaitu mampu mengurangi risiko penyakit jantung, membunuh sel tumor dan menghambat pertumbuhan sel kanker paru-paru, kanker usus terutama sel kanker kulit, juga dapat membantu dalam proses pencernaan makanan melalui stimulasi peristalsis dan pembuatan cairan pencernaan.
Makanan atau minuman yang mengandung antioksidan sangat membantu dalam hal mengganti dan memperbaiki sel-sel yang rusak. Teh hijau lebih dikenal luas masyarakat dan lebih mudah diperoleh di pasaran, sementara teh putih sulit diperoleh dan hanya terdapat dibeberapa bagian negara tertentu misalnya di negara Cina [http://www.orst.edu/dept/].
Selain itu juga dari beberapa hasil riset disebutkan, teh hijau sudah banyak dikenal sebagai obat bagi berbagai penyakit lainnya seperti berbagai jenis kanker, stroke, penyakit kardiovaskular, keluhan gastrointestinal, perawatan gigi, perawatan kulit, mengurangi gula darah, mencegah arthritis, mencegah kerusakan hati, serta sebagai penurun berat badan.
Panjang usia
Dilaporkan sebagai hasil riset pada beberapa jurnal tingkat nasional dan dunia, tingkat konsumsi teh hijau yang tinggi berimplikasi pada usia penduduknya lebih panjang dan kondisi kesehatannya lebih sehat.
Selain alkaloid dan kafein, teh hijau mengandung polifenol antioksidan. Ada empat polifenol utama dalam daun teh, yaitu epikatekin (EC), epikatekin galat (ECG), epigalokatekin (EGC), dan epigalokatekin galat (EGCG). Selain itu terdapat juga asam galat, galokatekin galat (GCG), galokatekin (GC), katekin galat (CG), katekin (C), asam amino, vitamin B, dan asam askorbat.
EGCG merupakan katekin yang membawa 10%-50% dari kandungan katekin pada daun teh, dan terlihat sebagai katekin yang aktivitas antioksidannya paling kuat. Kebanyakan manfaat positif dari daun teh berasal dati EGCG yang terkandung di dalamnya.